Artikel perdana Daeng Situju ini ditulis sebagai bentuk penghormatan kepada mereka yang sedang gencar-gencarnya berburu batu akik. Semua tahu bahwa fenomena batu akik saat ini sedang panas-panasnya membius masyarakat Indonesia. Saking tajamnya pesona batu akik, sampai-sampai ada istilah "Jika suami Anda tidak pulang ke rumah, tenang saja. Mungkin dia sedang di tempat gosok batu akik". Efek lainnya, demi batu akik, orang-orang rela merogoh kocek yang tidak sedikit. Ada juga yang bahkan meyakini khasiat batu akik. Lalu bagaimana pendapat Daeng Situju terhadap hal tersebut?
Sugestif
Meyakini khasiat batu akik, menurut Daeng Situju, sah-sah saja. Batu akik dapat menjadi sangat sugestif bagi pemakainya ketika pemakainya meyakini batu akik yang ia kenakan memiliki aura positif. Hal tersebut, menurut konsep 'hukum ketertarikan' atau yang oleh orang barat dikenal dengan konsep 'law of attraction', sangat mungkin terjadi. "Apa yang paling sering Anda pikirkan dan Anda rasakan, itulah yang akan terjadi". Kira-kira seperti itulah bunyi hukum ketertarikan atau 'law of attraction'.Kembali kepada konsep 'law of attraction', meyakini khasiat batu akik, secara tidak langsung telah memancarkan dan memvibrasikan keyakinan Anda kepada alam semesta yang kemudian alam semesta akan mengembalikan energi yang sama kepada Anda dalam jumlah yang jauh lebih besar. Bukan karena batunya, namun karena keyakinan dan vibrasi yang Anda tembakkan ke alam semesta.
Berkaitan dengan konsep ini, ada sebuah kisah yang sangat menarik. Dikisahkan bahwa pada zaman dahulu, ada seorang pemuda yang ditugaskan untuk mengambil air dari seorang tabib yang tempatnya sangat jauh untuk mengobati seorang yang sakit keras. Dalam perjalanan pulang, air yang dibawa pemuda tersebut jatuh dan tertumpah, tidak menyisakan sedikitpun air sakti dari tabib. Si pemuda kemudian berinisiatif untuk mengisi wadah yang dibawanya dengan air sungai dan memberikan kepada si sakit dengan mengatakan bahwa air tersebut adalah air dari sang tabib yang sesaat setelah diminum maka penyakit akan sirna. Walhasil, si sakit meminumnya dan sembuh seiring dengan berjalannya waktu. Apa yang menyembuhkan si sakit? keyakinannya sendiri.
Kisah lainnya, ada seorang yang menderita penyakit yang kebetulan stok obat untuk penyakit tersebut sedang kosong. Di tempat yang sama, ada juga yang sakit namun stok obat untuk penyakitnya sangat banyak. Oleh dokter, si sakit yang stok obat untuk penyakitnya kosong hanya diberikan vitamin sedangkan si sakit yang stok obat untuk penyakitnya masih banyak diberikan obat yang memang untuk penyakitnya. Apa yang terjadi? Si sakit yang hanya diberi vitaminlah yang lebih dulu sembuh. Sebabnya? Dokter, pada saat memberikan vitamin, berhasil meyakinkan si sakit bahwa ketika ia meminum obat yang notabene hanyalah vitamin biasa yang dijual bebas tersebut, maka akan segera sembuh. Sedangkan si sakit yang satunya, yang diberi obat dengan dosis yang benar, oleh si dokter, hanya diberikan dengan pesan 'banyak-banyaklah bersabar' tanpa berusaha meyakinkan si sakit bahwa ia akan segera sembuh.
0 komentar:
Posting Komentar