Sejak pandemi ini mewabah, banyak hal yang berubah. Setiap pertemuan wajib memenuhi standar protokol pencegahan Covid-19; motor tidak boleh berboncengan; mobil hanya diisi 1 penumpang setiap barisnya; gedung parlemen, kampus hingga taman kanak-kanak, rumah ibadah, pusat perbelanjaan non-sembako dan obat-obatan kompak untuk meniadakan kegiatan untuk sementara waktu. Mereka yang terjangkit “dipaksa” berjuang melawan amuk makhluk tak kasat mata yang teridentifikasi dengan nama Covid-19 ini. Disisi lain, berbagai dampak harus ditanggung oleh mereka yang tidak terjangkit; dampak sosial dan finansial adalah dua diantaranya. Tak ada lagi pertemuan bahkan untuk urusan belajar, bekerja, dan beribadah. Saat ini, sudah tak terhitung berapa banyak kepala keluarga yang terpaksa harus dirumahkan - bahkan banyak diantaranya yang terkena PHK (pemutusan hubungan kerja). Hal yang lebih menyayat hati, ujung dari pandemi ini belum terlihat. Beberapa pakar mengatakan pandemi ini bahkan belum sampai puncaknya - masih akan bertambah.
Dampak Pandemi Covid-19 terhadap Lembaga Akademik
Terhitung sejak 15 Maret 2020 lalu, institusi yang telah 4 tahun terakhir ini memberi ruang untuk Daeng Situju menunjukkan bakti dan menuntut ilmu memutuskan untuk meniadakan sementara seluruh aktivitas akademik. Hal tersebut termanifestasi dalam surat edaran rektor bernomor 759/UN36/TU/202 - bahwa seluruh kegiatan yang berkenaan dengan perkuliahan dipindahkan ke ranah daring (online). Pengurusan administrasi, perkuliahan, dan ujian - meliputi seminar proposal, seminar hasil, dan ujian meja/tutup/sidang - wajib dilaksanakan secara daring (online) dimana pengurusan administrasi mengikuti kebijakan institusi, perkuliahan mengikuti kebijakan dosen, dan ujian mengikuti kesepakatan pembimbing dan penguji.
Tidak hanya terjadi di lingkup institusi tempat Daeng Situju mengabdi dan menimba ilmu saja. Seluruh kampus di Indonesia, bahkan diseluruh dunia setidaknya pernah menerapkan sistem yang sama - terkecuali di negara-negara sama sekali tidak tercemar Covid-19 dan beberapa negara yang mengklaim telah berhasil melalui puncak pandemi Covid-19 seperti Vietnam dan Korea Selatan. Italia, negara yang pada April 2020 lalu sempat trending karena tak terkendalinya jumlah korban positif Covid-19, baru-baru ini dikabarkan telah melonggarkan lockdown yang ditandai dengan dibukanya beberapa restoran pada kawasan-kawasan yang dinilai telah berhasil menekan penyebaran Covid-19. Semoga saja Indonesia dapat segera pulih dan mendeklarasikan status bebas Covid-19 dalam waktu yang tidak lama lagi.
Ragam Penggunaan Teknologi dalam Pembelajaran
Dalam dunia pendidikan, setidaknya terdapat 3 cara teknologi dan informasi diintegrasikan kedalam kegiatan belajar-mengajar. Berikut ulasan singkatnya.
Blended/Hybrid Learning
Selain distance/remote learning, terdapat pula istilah blended learning atau yang juga populer dengan istilah hybrid learning. Sesuai istilahnya, metode tersebut memadukan pertemuan tatap muka dengan pertemuan daring (online) yang dilakukan secara bergantian, namun berjalan secara paralel.
Metode ini memang nyaris tidak memiliki tempat selama pandemi Covid-19 masih mewabah karena metode ini menuntut adanya pertemuan tatap muka untuk dapat dikatakan sebagai blended learning. Metode ini baru akan efektif setelah puncak pandemi telah kita lewati - saat dimana kebijakan tentang pembatasan sosial sedikit dilonggarkan atau dimungkinkan secara bersyarat.
Flipped/Inverted Classroom
Flipped classroom atau inverted classroom merupakan metode pembelajaran dimana kegiatan instruksional pembelajaran yang dulunya berlangsung didalam kelas ditukar atau diinversi kedalam pembelajaran diluar kelas. Begitupun sebaliknya, Kegiatan belajar diluar kelas, diinversi kedalam kelas. Sangat banyak jurnal ilmiah yang telah membuktikan efektivitas dari metode ini. Metode ini berangkat dari landasan pemikiran adalah bahwa waktu didalam kelas tidak cukup untuk digunakan dalam mentransfer ilmu pengetahuan. Jika Anda mengingat waktu Anda sekolah dulu, banyak sekali poin pembelajaran yang tidak sempat disampaikan oleh guru/dosen. Jika ini terjadi, biasanya akan dilanjutkan pada pertemuan berikutnya. Imbasnya, rencana pembelajaran semester akan terganggu.
Dalam flipped classroom, guru/dosen dituntut untuk memiliki media berupa web yang memuat instruksi pembelajaran, informasi tentang tugas, serta materi pembelajaran. Pada beberapa praktek, dosen menjelaskan seluruh poin-poin dari materi pembelajaran didepan kamera, merekamnya, dan mengunggahnya (upload) ke Youtube, lalu ditempel (embedded) pada halaman web yang berkaitan dengan materi tersebut. Pelajar (siswa/mahasiswa) akan diinstruksikan untuk mempelajari seluruh materi tersebut secara daring (online) dirumah. Biasanya, pemahaman siswa/mahasiswa akan dibuktikan dengan penugasan yang akan dipresentasikan didalam kelas. Singkatnya, waktu didalam kelas hanya digunakan untuk membuktikan pemahaman tentang materi yang telah dipelajari secara mandiri berdasarkan penjelasan dosen secara daring (online) melalui media web. Beberapa ahli mengatakan bahwa flipped classroom atau inverted classroom sebagai bagian dari blended learning atau hybrid learning sementarai beberap lainnya mengatakan keduanya terpisah. Terlepas dari perdebatan tersebut, metode ini telah banyak diaplikasikan pada negara-negara maju dan diapresiasi oleh banyak pengajar serta pelajar.
Nyaris serupa dengan metode blended/hybrid learning, metode ini baru dapat diaplikasikan secara utuh setelah kita melewati puncak pandemi. Namun secara parsial, metode ini memungkinkan untuk diaplikasikan - yakni dengan menghilangkan pertemuan tatap muka. Terkait hal ini, akan dijelaskan dalam sub-judul “Web Dosen sebagai Solusi” dibawah.
Distance/Remote Learning
Dalam dunia pendidikan, penerapan sistem belajar dan mengajar tanpa gedung kondang dengan istilah distance learning atau remote learning. Singkatnya, istilah tersebut merujuk pada pelaksaan proses belajar mengajar yang bebas hambatan ruang dan waktu dimana pelajar (siswa/mahasiswa) dimungkinkan untuk belajar secara mandiri tanpa harus bertemu tatap muka dengan instruktur (guru atau dosen). Karenanya, pembelajaran dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja.
Sejak pemerintah pusat mengumumkan kebijakan bekerja, belajar, dan beribadah dari rumah, seluruh institusi berbondong-bondong mengeluarkan edaran resmi terkait pencegahan penyebaran Covid-19. Dukungan tersebut dimanifestasikan kedalam bentuk kuliah daring (online) yang meniadakan pertemuan tatap muka dan menggantinya dengan pertemuan virtual. Sejak saat itu, layanan web conference kemudian ramai pengguna. Zoom dan Cisco Webex adalah dua nama yang mendadak populer. Berdasarkan laporan, Zoom kebanjiran pengguna dari 10 juta pengguna aktif sebelum pandemi kini naik ke angka 300 juta pengguna aktif selama pandemi berlangsung. Dari 300 juta pengguna aktif saat ini, 81.000 diantaranya terdaftar sebagai pengguna berbayar.
Sekira 2 bulan setelah distance/remote learning diterapkan, sebuah polemik terjadi. Polemik tersebut ramai dibincangkan oleh kalangan akademisi, orang tua siswa/mahasiswa, bahkan oleh siswa/mahasiswa itu sendiri. Isu sentralnya terletak pada pembengkakan biaya penggunaan internet yang dinilai sangat memberatkan tiga pihak sekaligus - pihak dosen sebagai pengajar, pihak orang tua siswa/mahasiswa sebagai “penyuntik dana”, dan pihak mahasiswa sebagai pelajar. Terkhusus untuk para prang tua siswa/mahasiswa, ibarat “sudah jatuh tertimpa tangga”, mereka harus menanggung tambahan beban finansial ditengah krisis akibat pandemi ini. Bagi pihak siswa/mahasiswa, khususnya bagi mereka yang berada di daerah minim sinyal seluler, mencari sinyal untuk belajar benar-benar sebuah perjuangan. Demikian halnya karena metode belajar dengan sistem conference membutuhkan koneksi yang stabil. Jika tidak, ketinggalan materi adalah imbasnya. Yang paling parah, jika sinyal tiba-tiba macet saat golongan mahasiswa sulit sinyal ini kebagian waktu untuk berbicara - presentasi misalnya. Dosen jelas akan dihadapkan pada pilihan sulit - menangguhkan nilai mahasiswa karena sang dosen mengerti sedang terjadi kesalahan teknis, atau terpaksa memberi nilai seadanya kepada mahasiswa karena presentasinya dianggap tidak jelas. Imbasnya akan kembali ke mahasiswa. Benar-benar sebuah polemik!
Jika kita kaji dari perspektif efisiensi dan efektivitas, metode conference adalah satu-satunya metode yang memungkinkan untuk “dieksekusi”. Metode ini mampu menjawab tuntutan lingkungan yang mengharuskan kita tetap produktif tanpa interaksi fisik. Dalam prakteknya, dosen dan mahasiswa bertemu dalam dunia virtual dan melangsungkan perkuliahan dalam ranah daring dari tempat berbeda diwaktu yang sama (dalam dunia pendidikan, istilah ini dikenal sebagai synchronous learning). Dengannya, siswa/mahasiswa dimungkinkan untuk mengambil haknya untuk menerima ilmu. Dengannya pula, guru & dosen dapat memenuhi kewajibannya untuk mentransfer ilmu. Sampai pada titik ini, Daeng Situju sepakat.
Jadi, tidak ada yang salah dengan metode conference tersebut. Hanya saja, kita belum siap untuk mengeksekusinya. “Salah kamar!” Itu frase yang tepat untuk menggambarkan pemilihan metode conference saat pandemi. Mode tersebut umumnya dipilih oleh perusahaan yang memiliki budget khusus untuk online meeting. Golongan lainnya adalah mereka yang tidak “terselimuti” krisis finansial - anak pejabat, konglomerat, dan artis yang memilih home schooling contohnya. Metode ini jelas bukan untuk digunakan saat krisis seperti sekarang ini. Tidak perlu mencari siapa yang salah. Yang terpenting saat ini adalah bagaimana menyiasati kesalahan tersebut agar tidak semakin berlarut-larut. Ide Daeng Situju berikut mungkin bisa Anda pertimbangkan.
Web Dosen Sebagai Solusi
Sejak 2012 lalu, Daeng Situju telah menyuarakan agar web wajib dimiliki oleh setiap dosen - begitupun bagi guru. Pernyataan tersebut diabadikan dalam skripsi dan thesis Daeng Situju. Dua penelitian tersebut mengadopsi CMS (content management system ) Moodle sebagai salah satu variabel penelitian. Kesimpulan dua penelitian tersebut seirama dan senada - linear dengan mayoritas penelitian-penelitian terdahulu terkait pemanfaatan teknologi dan informasi berbasis web dalam kegiatan belajar-mengajar - bahwa web memiliki potensi yang sangat besar untuk dijadikan sebagai media pembelajaran. Keberadaannya tidak untuk mengganti peran guru/dosen sebagai pendidik, melainkan sebatas untuk mengakomodasi pertukaran informasi - termasuk didalamnya ilmu pengetahuan. Dengan kata lain, fungsi web tidak lebih dari media penyalur informasi. Untuk menguji pernyataan Daeng Situju tersebut, silahkan Anda cari web yang tidak memuat satupun informasi didalamnya. Jikapun Anda menemukannya, web tersebut gagal secara fungsi.
Setiap dosen wajib memiliki web. Pernyataan tersebut memang terdengar agak kontroversial. Sikap skeptis terhadap pernyataan tersebut pada umumnya berakar dari pertanyaan dasar “Jika pembelajaran bisa dilakukan melalui sistem tatap muka, maka untuk apa web dimiliki?” Melalui artikel ini, izinkan Daeng Situju meyakinkan Anda para guru dan dosen bahwa Anda benar-benar wajib memiliki sebuah web - entah saat pandemi seperti sekarang ini atau nanti setelah pandemi ini telah menjadi sejarah.
Lebih Ekonomis
Saat ini adalah era dimana website bukan lagi merupakan sesuatu yang hanya bisa dimiliki oleh kalangan tertentu saja. Saat ini, setiap orang dimungkinkan untuk memiliki website - bahkan untuk personal atau pribadi. Salah satu alasannya adalah karena biaya pembuatan serta pengembangannya yang sangat ekonomis. Untuk membangun sebuah website, yang dibutuhkan hanyalah domain dan hosting saja. Secara sederhana, domain dapat sebagai sebuah alamat virtual dimana seluruh konten dan materi pembelajaran Anda dapat diakses sementara hosting adalah tempat dimana konten dan materi tersebut tersimpan. Untuk penjelasan yang lebih rinci, silahkan simak video berikut.
Daeng Situju merekomendasikan Qwords sebagai penyedia jasa domain dan hosting murah yang bisa Anda ajak bekerja sama dalam membangun website pendidikan Anda. Beberapa alasan mengapa Daeng Situju merekomendasikan Qwords adalah karena seluruh manuvernya berada dibawah pengawasan Direktorat Tata Kelola Aptika milik Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia dengan nomor tanda daftar 00578/DJAI.PSE/01/2018. Selain itu, legalitas operasi Qwords juga tidak perlu dicurigai lagi karena terdaftar pada Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia dengan nomor identifikasi IDM000228223. Untuk lebih meyakinkan Anda, rekam jejak Qwords selama 15 tahun melanglang buana sebagai penyedia domain dan hosting murah patut dipertimbangkan.
Cuplikan Layar (screenshot): Qwords Resmi Terdaftar pada PSE Kominfo |
Jika Anda cukup jeli, Anda akan melihat keterangan pada kolom “Alamat” pada gambar diatas yang terisi dengan https://www.qwords.id. Perlu Anda ketahui bahwa Qwords memiliki dua domain - https://www.qwords.com dan https://www.qwords.id. Setelah Daeng Situju cek melalui customer assistance, keduanya milik perusahaan yang sama - yakni milik PT. Qwords Company International.
Konfirmasi Customer Assistance tentang qwords.com & qwords.id - Keduanya Milik PT Qwords Company International |
Jika Anda masih kurang yakin dengan bukti-bukti diatas, testimoni pelanggan dalam video berikut bisa jadi Anda jadikan pertimbangan untuk lebih meyakinkan bahwa Anda tidak akan salah pilih.
Selain ekonomis dalam hal pembuatan dan pengembangannya, web juga sangat ekonomis dalam hal aksesibilitasnya. Apapun perangkat yang Anda miliki (laptop/PC, tablet, serta gawai) dan apapun sistem operasinya, peramban web (web browser) pasti telah tersedia secara default didalamnya. Olehnya, Anda tidak lagi membutuhkan pengunduhan aplikasi tambahan yang tentu akan memakan memori perangkat Anda dan jelas tidak membutuhkan paket data internet untuk mengunduhnya. Selain itu, konsumsi data untuk membuka sebuah web relatif sedikit. Berbeda halnya seperti metode belajar model conference seperti yang marak sekarang ini. Jika Anda mengikuti berita trending terkait dunia pendidikan, Anda akan menemukan banyak keluhan terkait metode tersebut. Keluhan didominasi oleh bertambahnya beban finansial untuk membeli paket data.
Lebih Efisien dan Efektif
Karena kebutuhan pengunduhan dan pengunggahan (download dan upload) data web tidak terlalu besar, tidak sebesar metode video conference, maka web dapat dikatakan jauh lebih efisien dan efektif untuk digunakan dalam kegiatan belajar-mengajar. Makna kata efisien adalah “mencapai tujuan dengan sumber daya yang minim namun dengan hasil yang maksimal”. Salah satu bentuk efisiensi web terletak pada sisi ekonomisnya yang tidak menghabiskan banyak quota internet seperti pada metode conference. Jikapun jaringan sedang bermasalah, siswa/mahasiswa Anda tidak akan dirugikan. Ia bisa memuat ulang (reload) halaman web Anda setelah koneksi kembali stabil.
Sementara efektifitasnya - berakar dari kata efektif yang bermakna “cara meraih tujuan dengan pemilihan cara yang tepat” - terletak pada kemampuan web untuk memfasilitasi siswa/mahasiswa dalam menerima haknya untuk belajar dan memfasilitasi Anda untuk memenuhi tanggung-jawab Anda untuk mentransfer pengetahuan kepada siswa/mahasiswa.
Berbeda halnya dengan metode conference yang secara objektif efisien (mampu mengantarkan kita pada tujuan akhir dengan hasil yang maksimal) tapi tidak efektif (sangat tidak bijaksana karena kita semua sedang dalam masa krisis - ia justru menjadi beban), web menawarkan efisiensi dan efektivitas sekaligus.
Efisiensi web juga ada dalam pembuatan serta pengembangannya. Anda yang bingung bagaimana cara membuat web yang penuh dengan coding (aktivitas penulisan simbol dan kode dalam pemrograman web) tidak perlu menghabiskan banyak tenaga dan waktu untuk belajar coding karena saat ini telah tersedia layanan pembuatan website secara otomatis. Fitur ini akan tersedia setelah hosting Anda aktif. Berkaitan dengan hal ini, hosting murah dapat Anda temukan di Qwords - penyedia domain dan hosting murah andalan Daeng Situju. Berikut gambaran paketnya.
Paket Hosting Murah Qwords |
Lebih Fleksibel
Melalui web, Anda sebagai pengajar dimungkinkan untuk menciptakan alur pembelajaran Anda sendiri. Dengan kata lain, web membuat Anda lebih fleksibel. Selain itu, Anda juga menciptakan fleksibilitas terhadpa siswa/mahasiswa Anda. Sebagai contoh, jika Anda menggunakan CMS (content management system) Wordpress sebagai web engine atau platform web Anda, maka Anda dimungkinkan untuk mengkasifikasi atau mengkategorisasi konten Anda sesuai dengan struktur yang Anda ciptakan sendiri. Katakanlah Anda mengajar mata kuliah metodologi penelitian. Dengan Wordpress, Anda dapat menjadikan “metodologi penelitian” sebagai kategori induk, yang memayungi tiga anak kategori - masing-masing teridentifikasi dengan nama “metode kualitatif”, “metode kuantitatif”, dan “metode campuran”. Dibawah masing-masing anak kategori tersebut, terdapat konten berdasarkan masing-masing anak kategori. Hal ini akan membuat siswa/mahasiswa Anda tetap berada pada jalur yang tepat - tidak tersesat dalam web Anda.
Ibarat sebuah pohon, “metode penelitian” adalah batang pohon; kualitatif, kuantitatif, dan metode campuran adalah dahan, dan ranting-ranting adalah konten-konten yang berada dibawah masing-masing dahan. Untuk lebih jelasnya, simak ilustrasi berikut.
Ilustrasi Kategorisasi Wordpress |
Kesimpulan
Menimbang beberapa keuntungan yang ditawarkan web dosen, terlebih saat menghadapi pandemi seperti sekarang ini, maka dipandang perlu untuk para pengajar - guru dan dosen, untuk keluar dari metode mengajar arus utama (mainstream) yang sedang trend saat ini - conference. Tidak ada yang salah dengan metode conference. Namun metode tersebut dianggap tidak berpihak pada keadaan masyarakat saat ini yang tengah berjuang melawan krisis akibat pandemi. Web, dalam hal ini, ditawarkan sebagai solusi yang jauh lebih ekonomis, efisien, efektif, dan fleksibel sebagai upaya kita untuk melaksanakan tanggung-jawab mengajar, memberi hak siswa/mahasiswa untuk menerima pengetahuan, dan membantu pemerintah dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa serta mendukung program pemerintah terkait pencegahan penyebaran Covid-19.
Terkait teknis pembuatan web, Daeng Situju sangat merekomendasikan Qwords untuk mengklaim dan mengamankan domain untuk Anda. Selain itu, paket hosting murah yang ditawarkan Qwords yang tidak membebani Anda secara finansial dapat Anda jadikan sebagai acuan utama dalam memilih penyedia jasa domain dan hosting. Dengan pengalaman selama 15 tahun berkiprah dalam urusan domain dan hosting, unsur profesionalitas jelas telah dikantongi oleh Qwords. Beberapa alasan itu sudah cukup bagi Daeng Situju untuk memilih Qwords sebagai partner yang meng-handle beberapa domain web Daeng Situju. Dalam waktu yang tidak lama lagi, blog inipun akan berganti ekstensi menyusul 3 domain yang 2 diantaranya telah Daeng Situju klaim dengan durasi 5 tahun dan 1 sisanya berdurasi 10 tahun.
Daeng Situju di Qwords |
Panduan Teknis Membuat Web
Jika Anda ingin berkontribusi melalui cara yang Daeng Situju tawarkan dalm artikel ini, pertama-tama yang perlu Anda lakukan adalah cek domain terlebih dahulu dengan mengetikkan nama atau istilah unik yang menggambarkan web guru atau web dosen Anda (lakukan melalui link berikut: www.qwords.com/domain-name/). Setelah itu, pilih ekstensi yang Anda inginkan - misalnya .com, .net, atau domain Indonesia berekstensi .my.id seperti 3 domain Daeng Situju yang ditawarkan Qwords seharga Rp. 12.000 saja per-tahunnya. Untuk paket hostingnya, Daeng Situju sarankan untuk berkonsultasi dengan pihak Qwords. Poin penting yang Perlu Anda sampaikan adalah tujuan membuat web. Pihak Qwords kemudian akan membantu Anda mengestimasi paket hosting yang cocok untuk kebutuhan Anda. Perlu Anda ketahui bahwa Layanan customer service Qwords tersedia selama 24 jam. Sebagai tambahan, sesi konsultasi memungkinkan untuk dilakukan melalui WhatsApp melalui nomor +6281 7437 111.
0 komentar:
Posting Komentar